MADIUN – Pemerintah Kota Madiun baru saja mendapat predikat
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun anggaran 2022. Prosesi penyerahan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan predikat WTP diberikan 17 Maret lalu.
Kendati begitu, pembahasan terkait petanggungjawaban pelaksanaan APBD selama
tahun anggaran 2022 tersebut wajib tetap dilaksanakan. Sidang paripurna pun
digelar bersama DPRD setempat terkait LKPj tersebut.
Sidang paripurna dengan agenda Penyampaian Nota Keuangan
Wali Kota Madiun atas Raperda Kota Madiun tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran (TA) 2022 itu berlangsung di Gedung DPRD Kota
Madiun, Jumat (24/3).
Berbagai hal mengemuka dalam paripurna tersebut. Di
antaranya, capaian penyerapan anggaran yang mencapai 88,26 persen hingga
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang melampaui target pada tahun tersebut. Capaian
penyerapan itu diakui Wali Kota Madiun, Maidi sudah termasuk yang tertinggi di
tanah air. Namun, diakuinya masih ada anggaran yang tak terserap. Hal itu
dikarenakan adanya selisih dari pagu dengan nilai kontrak.
‘’Sisa itu kan karena satu, misalnya proyek pembangunan
anggarannya Rp 10 miliar, kemudian dilelang dapatnya Rp 9,5 miliar misalnya.
Kan mesti sisa. Nah, sisa-sisa ini baru bisa dibelanjakan melalui (APBD)
perubahan,’’ kata wali kota.
Sedang dalam urusan PAD, lanjut wali kota, juga tercatat
hasil positif. PAD Kota Madiun mencapai Rp 264 miliar lebih. Padahal, PAD
ditargetkan sekitar Rp 242 miliar. Artinya, capaian PAD mencapai 109,07 persen.
‘’Kita sudah baik ya. pendapatan naik, belanja optimal,’’
jelasnya.
Wali kota menambahkan di bidang investasi juga cukup baik.
Setidaknya ada 20 investor besar yang masuk selama 2022 lalu. Tahun ini, wali
kota optimis bisa semakin lebih baik. paling tidak di awal tahun ini sudah ada
lima investor besar yang menyatakan ketertarikannya di Kota Madiun.
‘’Tapi kita tetap harus hati-hati ya. Jangan sampai inflasi
tinggi yang menyebabkan biaya hidup juga tinggi. Dengan begitu UMR pasti minta
naik. Kalau UMR tinggi investasi juga lesu. Makanya ini kita terus jaga agar
tetap stabil,’’ pungkasnya. (ney/agi/diskominfo)
2024 © by Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun